My Daily Story

Wednesday, March 18th,2009 is one day of my routine activities. I usually wake up at 4.30 in the morning then I go to the bathroom for wudhu. After that I wake Ansyori and Willy up so that they can go to the mosque soon. The mosque is not far from our house. Most of the Shubuh prayers here are collegians who live in our neighborhood in Mutiara Indah II. There are so many prayers and they consistent although sometime we come rather late.
After returning from the mosque, I continue my routine. I listen to ‘murotal’ for 15 untill 20 minutes, not only for heared but also to make me much better in ‘tajwid,tartil and kiro’ah’. At 06.00 – 07.00, I browse internet which in has been conected to our computer and I usually use this in searching news or information, checking e_mail, browsing friendster or facebook. Recently I always download material support my final assignment.
AT 07.00 – 08.00, I usually do my personal activities with some friends, such as chatting, watching TV or having breakfast together. At 08.0 – 08.30, I take a bath and get dressed. I do some preparation before going to campus. I and my friend Aang have a maximal target this semester and we hope we will be successful, Amien.......!
Yesterday, we attended to ‘modern physic’ class. The lecture is my academic advisor, Mrs.Sri Agustina. We enjoyed the class because our lecture sometimes gave us moral messages or motivation in her lecturing. I think it’s very useful for us especially for new students.

Our class dismissed at 10.30. we was called by Ridwan fajhrin. He is my best friend. We had a meeting at mosque of tehnic faculty. We chatted and shared many topics. At 11 o’clock we went home and took a rest for a while. We chatted while we were watching TV . Ridwan had lunch because he has stomachache. At 12 o’clock Ridwan asked me to drive him to the campus. We arrived at dzuhur time, we did Dzuhur pray soon. After praying Dzuhur, I with some friends approached our friends who were preparing their Yudicium.
Yudicium is a special moment for collegians who have graduated for their scholar degree. I made this occasion to congratulate one of my best friend Bambang Kurniawan. He was my partner in organization while we were studying in college. I also congratulate my mate like Wira,darma and Eko.
Accidently, I saw my friends at BEM UNSRI , they are Miyu, Siska and Ridha. They are in Yudicium too. I’m so glad to their succes eventhough I don’t give them some congratulation yet.
After that, I went home with two packed of lunch. We had lunch while we were watching TV. Then Ansyori came and we had an interesting conversation. At 03.00 pm Aang went home too. After praying ashar we watched ‘ Body of lies’ acted by Leonardo Di Caprio. The films tells about American agent who was sent to Iraq. He has sent to destroy Jihad net which was indicated there. But Islam here is being discredited.
I finished watching the film at 05.40 pm then I continued to watch News program while I was waiting for Maghrib. The headline news today was about issue which was told by Abdul Hadi Jamal. He said that Rama Pratama had involved in bribery of East Indonesia harbour project and then PKS made a press conference to clarify this issue.
I like TV One news. It presents actual and objective news which are delivered by talented and smart news presenter.
After praying Maghrib, Ansyori and I bought dinner and refilled our drink packed. We prayed Isya before having dinner. At 20.30 – 21.00 I browsed internet. After that we watched our favorite program ‘Tawa Sutra’ on ANTV. At 22.O’clock I went to bed. I do such similiar activities every day.

Read More......

Aliran Pemikiran Islam

Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia menuju masa yang semakin berkembang ini, tidak lepas andil dari para pemikir dan aktivis islam. Pasca lengsernya Soeharto, aliran pemikiran islam sudah semakin jelas, dan gerakannya pun kian tertata. Menurut Bahtiar Effendy, ada tiga kategori konsep pemikiran islam di Indonesia. Ketiganya merupakan respon terhadap situasi dan kondisi sosial-politis yang terjadi pada masa orde baru.
Pertama, aliran pemikiran yang menitikberatkan kepada Pembaruan Teologis. Menurut aliran pemikiran ini, islam tidak bisa berpengaruh dalam panggung politik Indonesia karena para pemimpin dan aktivis islam yang terdahulu mematok pandangan keagamaan tentang urusan-urusan politik (duniawi) dalam cara yang formalitas dan ‘kakuh’ dalam orientasinya. Menurut mereka, apabila rumusan teologi ini sedikit dibuat lebih fleksibel dan adaptif, maka kemungkinan sebuah perpaduan yang harmonis antara islam dan Negara. Penganut aliran pemikiran ini menyerukan corak perjuangan politik islam yang lebih kepada substansi perubahan atau perbaikan tatanan bangsa serta tidak bersifat gerakan simbolis islam belaka.
Kedua, aliran pemikiran yang memfokuskan diri pada Reformasi Politik. Para penganut aliran ini berkeyakinan bahwa masalah tidak harmonisnya hubungan antara islam politik dan Negara, dapat perlahan-lahan diatasi dengan cara melibatkan diri secara langsung dalam urusan utama proses-proses politik dan birokrasi Negara. Artinya, tokoh-tokoh islam mesti berpartisipasi aktif pada lini-lini penting di pemerintahan baik di lingkup Legislatif, Eksekutif maupun Yudikatif.

Ketiga, aliran pemikiran yang Concern terhadap Transformasi Sosial. Aliran ini lebih berorientasi pada pemberdayaan masyarakat ekonomi lemah. Mereka melihat bahwa kekalahan politik islam dimasa lalu, selain karena masalah strategi juga dikarenakan basis sosial ekonomi umat islam yang lemah. Masyarakat selama ini hanya memikirkan bagaimana terpenuhinya kebutuhan ekonomi yang mendesak bagi pribadi dan keluarga saja.
Gerakan islam paripurna adalah gabungan sumber daya dan potensi yang ada serta memiliki pola pemikiran yang matang. Dan ini hanya bisa diraih bukan dengan menganut salah satu aliran pemikiran saja, tetapi hanya bisa diraih ketika kita mampu menggabungkan substansi positif dari semua aliran pemikiran menjadi sebuah padanan yang seimbang.
Dalam hal teologis, Kita mesti lihai memilah wilayah mana yang patut dilakukan pembaruan (Mutaghoyirrat) dan mana yang tidak bisa (tsawabit). Dalam bidang politik misalnya, kita paham bahwa islam tidak bisa dipisahkan dari politik. Anis Matta pernah mengatakan : “Dalam perspektif islam, politik adalah subsistem islam. Dalam konteks proposal pembangunan islam, dakwah harus mempunyai power dan dukungan kekuasaan untuk merealisasikan islam dalm kehidupan masyarakat secara menyeluruh“
Kita juga mesti peduli dalam hal transformasi sosial, diantaranya dengan cara melakukan pendidikan politik terhadap umat islam. Bisa melalui pendekatan psikologis, terutama yang berhubungan dengan meningkatkan potensi diri serta kesadaran untuk terlibat dalam proses perubahan.
Pembaruan Teologis, Reformasi politik dan transformasi sosial harus dilakukan pada saat yang bersamaan dan saling optimal satu sama lain. Tapi, proses ini bukan hal yang mudah, diperlukan orang-orang yang faham dan cerdas. Faham terhadap dalil dan referensi keislaman, serta cerdas dalam menentukan sikap dalam menghadapi realitas yang ada. Dan disini peran petinggi gerakan sangat diutamakan.

Read More......